Iklan

Ambruknya Wit Kepuh Di Makam Ki Ageng Pengging, Menyisakan Pertanyaan Ada Fenomena Apa di Negri Ini?

Pandawa Cakra
Thursday, October 17, 2024, October 17, 2024 WIB Last Updated 2025-02-14T14:23:18Z
Nampak Poto Totok Widiarto berada di samping kanan Ambruknya Wit Kepuh Di Makam Ki Ageng Pengging


Pandawa Cakra | Boyolali 15 Oktober 2024.Prapanca.world. Lanjutan Part 2 | Merujuk pada proses perjalanan sejarah peradaban bangsa Nusantara,semenjak jatuhnya Majapahit dengan sandi sengkala "Sirna Ilang Kertaning Bumi"(1400 Chaka/1478 M) maka pindahlah peradaban dari Majapahit ke Kesultanan Demak Bintoro. Dimana segala pranatan kehidupan Poleksosbud Politik, Ekonomi, Sosiala dan Budaya mengalamk perubahan terutama keadaan menjadi terbalik terutama masalah keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mulai mengalami pergeseran dari Syiwa Budha dan Karesian atau Kepercayaan lokal yang diakui Kerajaan Majapahit tanpa ada pergesekan dan damai, mulai geser keIslam yang dibawa para wali meski tidak serta merta dikalangan masyarakat dan petinggi pada masa itu.

Tetapi pelan tapi pasti masalah peralihan keyakinan terjadi pergeseran besar besaran dan Islam mulai mendominasi dan menjadi mayoritas di Nusantara.Salah satu contoh keegoisan penguasa pada masa itu adalah Sri Makarung Handayaningrat dan Ki Ageng Pengging atau Kebo Kenongo, putra Ki Ageng Pengging sebagai figur Jalma Tan Kinira Mapa yang telah mendapatkan wahyu atau ilham untuk menyampaikan kebenaran sejati sebagai fondasi panembahan terhadap Tuhan Yang Maha Esa telah terbunuh karena perbedaan.

Namun masa pemerintahan Kesultanan Demak tidak nerlangsung lama, hanya bertahan kurang dari satu abad atau tepatnya 10 windu atau kira kira 79 tahun.Maka fenomena ambruknya wit kepuh bisa dianggap sebagai perlambang masa pemerintahan yang sekarang, yang pada saat ini NKRI sudah berusia 79 tahun dan pranatan kehidupan Poleksosbud sudah melenceng dari sebagaimana mestinya sebagai akibat dari ke egoisan para petinggi dan sang penguasanya. Dan apakah di 2025 NKRI nenar benar masih bertahan atau akan terjadi perubahan yamg anggap saja runtuhnya system lama dan munculnya system baru yang lebih sesuai dengan situasi jaman.

Merujuk pada kisah Demak kemudian runtuh dan muncullah Pajang yang di pimpin oleh Joko Tingkir yang kemudian bergelar Sultan Hadiwijaya dan memerintah selama 32 tahun. Adakah kesamaan tentang kisah dijaman ini? Apakah Joko Tingkir dijaman milenial mampu membenahi system pemerintahan saat ini dan mampu  membuat NKRI menjadi negri yang gemah ripah loh jinawi?. Kita tunggu saja, Bumi Nusantara yang sakral memamg berbeda dengan belahan Bumi yamg lain di seluruh muka Bumi itu sendiri.


Komentar

Tampilkan

  • Ambruknya Wit Kepuh Di Makam Ki Ageng Pengging, Menyisakan Pertanyaan Ada Fenomena Apa di Negri Ini?
  • 0

Terkini